Pedagang Telor di Pasar Semi Modern Cicurug Sukabumi, Kamis, (25/8/2022). Foto : R Cking.
TERBIT.ID | Sukabumi - Dampak dari pembagian Bantuan Pangan NonTunai (BPNT) pedagang beras dan telur di Pasar Semi Modern (PSM) Cicurug Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengaku sepi pembeli.
Pantauan terbit.id, Mereka mengaku bahwa sepinya omset dalam kurun waktu seminggu terakhir diakui dampak dari pembagian Bantuan Pangan NonTunai (BPNT).
Informasi yang dihimpun Bantuan Pangan Non Tunai untuk periode bulan Agustus 2022 khususnya di Kecamatan Cicurug sudah mulai disalurkan sejak satu minggu ke belakang. Adapun bantuan yang disalurkan yakni beras premiun 10 kg, telur 10 butir, daging ayam, tahu, dan sayur kepada sekitar 3500-an penerima manfaat.
Salah satu pedagang beras di PSM Cicurug Iwan (34 tahun) mengaku, penyaluran BPNT ini ternyata berdampak pada naiknya harga beras akibat pasokan berkurang serta penjualan juga drastis menurun akibat sepinya pengunjung.
"Biasa saya keluar 15 karung, sekarang kuatnya cuma 7 karungan, tiap kali bansos turun selalu gini, saya dapet mahalnya dapet sepinya, harapannya bantuannya kembali lagi ke uang tunailah, jangan pangan, biar ekonominya muter kebagian semua," Singkatnya Iwan, kepada terbit.id, Kamis (25/8/2022).
Hal serupa juga dirasakan oleh salah satu pedagang telur, Caca Handika (23 tahun) juga mengeluhkan sepinya pembeli. Ia mengaku bahwa kini hanya kuat menjual 7-8 peti telur berkurang hampir setengahnya dari waktu normal yang bisa menjual 15-20 peti.
"Hampir 50% lah penurunannya, iya pada gitu alesannya bilang masih ada telur soalnya bansos cair," Ujar Caca.
Saat dikonfirmasi terbit.id secara terpisah, kepala UPTD pasar Cicurug, Sulaeman membenarkan, bahwa ada pengaruh dari penyaluran BPNT yang berakibat penurunan jumlah pengunjung ke pasar Cicurug.
"Memang kondisi sepi sekarang, semua pedagang, pakaian juga, dan kalau sembako emang kalo ada pembagian bansos itu sepi, kalau buka jam 5 aja dari 7-8 itu udah sepi pasar," Pungkas Sulaeman. (R Cking).