TERBIT.ID | LAMPURA — Meski sudah sering dilakukan pantauan oleh Dinas Perdagangan (Kadisdag) Kabupaten Lampung Utara (Lampura), terkait penimbunan gas elpiji 3 kg (melon) atau penjualan di atas harga ketentuan, aksi Mafia Gas Melon di Lampung Utara seperti tidak jera.
Hasil investigasi awak media, banyak ditemui pangakalan GAS di Kabupaten Lampung Utara diduga melakukan kecurangan dengan berbagai modus operandi, seperti ada yang menjual GAS dengan melebihi harga HET (HARGA ECERAN TERTINGGI).
Temuan lain, ada pula yang menjual GAS tersebut kesesama pangkalan dengan harga 19000 ribu/tabung.
Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Kabupaten Lampung Utara (Lampura), Hendri, S.H, M.M dalam suatu kesempatan pernah memberi ultimatum akan ada Sanksi tegas.
"Jika ada agen gas elpiji yang nakal dan melakukan penimbunan serta penjualan melebihi batas akan ditindak berupa sanksi administrasi atau pidana," jelas Hendri, kala itu.
Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 13 tahun 2018 tentang Kegiatan Penyaluran Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas dan Liquefied Petroleum Gas, terdapat dua jenis LPG yang beredar di masyarakat yaitu :
LPG Umum adalah LPG yang merupakan bahan bakar yang pengguna/penggunaannya, kemasannya, volume dan harganya tidak diberikan subsidi.
Kemudian, LPG Tertentu adalah LPG yang merupakan bahan bakar yang mempunyai kekhususan karena kondisi tertentu seperti penggunaannya, kemasannya, volume dan/atau harganya yang masih harus diberikan subsidi. LPG Tertentu ini dikenal di masyarakat dengan sebutan LPG 3 Kg yang disubsidi pemerintah.
Akan tetapi, fakta di lapangan banyak dugaan permainan oknum pangkalan yang nakal, dengan menjual kepada masyarakat miskin melebihi harga HET (HARGA ECERAN TERTINGGI).
Wartawan Terbit.Id di Lampura melaporkan, bahkan ada yang menjual gas tersebut ke sesama pangkalan/pengecer, sehingga masyarakat Harusnya tidak sulit mendapatkan bahan bakar/gas tersebut menjadi sulit.
Selama sepekan investigasi, ditemui masyarakat banyak membeli gas tersebut di warung-warung karena ketersediaan gas di pangkalan habis, karena banyaknya dugaan permainan pangkalan nakal.
Seorang warga Kota Bumi mengaku sangat kecewa dan merasa sangat terbebankan, karena harga BBM sudah naik. Sekarang harga GAS ikut naik, jelas hal ini menjadi beban bagi masyarakat yang membutuhkan guna keperluan sehari-hari.
Ia menyebutkan, harga LPG bisa mencapai 28ribu, bahkan 30 ribu bila beli di warung.
Ketika kami pertanyakan kenapa tidak beli di pangkalan, beliau mengatakan, pangkalan tersebut menerima distribusi dari AGEN, gas tersebut tidak sampai 1 jam habis mas, mana kita beli di pangkalan itu ada yang jual 19 ribu, 20 ribu, dan bermacam-macam harganya, tidak semua pangkalan jual 18 ribu.
Menurutnya, meski harga mahal, warga terpaksa membelinya, dari pada tidak masak karena tidak ada gas.
Terkait hal tersebut, melalui awak media Ia mendesak agar dinas terkait di Lampung Utara agar segera melakukan penertiban terhadap oknum-oknum pangkalan yang diduga nakal dan bermain curang. (lqbal Setiawan)