TERBIT.ID I Sukabumi - Diduga hendak tawuran puluhan pelajar gabungan dari beberapa SMP di Sukabumi diamankan warga di depan Kantor Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (08/06/2023).
Ketua PGRI Kecamatan Cicurug Sekaligus Ketua Satgas tawuran, Ridwan Rustandi mengatakan, bahwa pihaknya telah mengamankan gabungan beberapa pelajar SMP yang hendak melakukan aksi tawuran di wilayah Kecamatan Cicurug.
"Iya, kebetulan saya saat itu sedang bersama Camat Cicurug, mendapat laporan bahwa adanya sekelompok pelajar yang diamankan warga diduga hendak melakukan aksi tawuran," ujarnya kepada terbit.id, Kamis (08/06/2023).
Lanjutnya, setelah ditelusuri dari hasil keterangan dari salah seorang pelajar bahwa diketahui sebanyak 22 orang pelajar berasal dari SMPN di Nagrak, serta 2 orang pelajar dari Mts di Cicurug, 1 orang pelajar dari SMP swasta serta 1 orang merupakan pelajar yang dikeluarkan dari sekolah (Drop out).
"Iya, mereka ternyata sudah komunikasi dan janjian melalui WhatsApp maupun IG dan ini memang sudah mempunyai jaringan terorganisir dengan baik,"ungkapnya.
Masih kata Ridwan, bahwa ada salah seorang pelajar yang menggunakan atribut sekolah lain, padahal ia sekolah di SMPN di wilayah Nagrak, setelah ditanyakan bahwa seragam tersebut adalah pemberian dari rekannya.
"Hal inilah yang cukup mengkhawatirkan ketika memakai atribut sekolah lain digunakan untuk melakukan aksi tawuran," jelasnya.
Menurutnya bahwa ketika ditanya pelajar tersebut mengenai jaringan komunikasi, yaitu mereka berkomunikasi menggunakan IG maupun WhatsApp group.
"Iya, ini semua berawal dari dunia maya, yang memanfaatkan komunikasi lewat IG maupun WhatsApp, tidak mungkin mengumpulkan orang segitu banyak dari beberapa sekolah kalau tidak melalui group," bebernya.
Dengan adanya kejadian seperti ini dirinya selaku Ketua PGRI Kecamatan Cicurug juga selaku Ketua Satgas Tawuran akan menjadikan pelajaran bagaimana dunia pendidikan kedepannya serta nasib anak-anak sebagai generasi muda kedepannya.
"Saya berharap bahwa kedepannya anak-anak ini bisa menjadi anak yang berkualitas dan berakhlak karimah, bukan pintar tapi tidak berakhlak atau pintar tidak bermoral, tetapi yang saya harapkan bahwa anak-anak ini pintar, pandai, berakhlak dan bermoral, Nah sehingga tawuran- tawuran ini bisa dihindari, " tegasnya.
Lanjutnya, kenapa tawuran-tawuran seperti ini bisa terjadi, mungkin salah satu penyebabnya adalah adanya sistem yang berbeda, mengingat sistem pendidikan yang sekarang dan dulu itu berbeda.
"Sekarangkan sudah menuju kearah liberalis, yang artinya mereka punya kesempatan kebebasan, sehingga kebebasan ini mereka gunakan untuk kebebasan yang ke arah yang negatif," Kata dia.
Sekarang ini pemerintah telah mengulirkan program sekolah ramah anak baik dari tingkat TK maupun PAUD sampai ke tingkat jenjang SMA.
"Program ini adalah fungsinya untuk meminimalisir kegiatan-kegiatan yang memang anak melanggar aturan di sekolah, dimana kalau anak sudah di luar sekolah itu sudah diluar kendali guru, sehingga ini perlu adanya pengawasan dari pihak orang tua juga," ungkapnya.
Karena adanya keterbatasan guru dalam melakukan tindakan terhadap anak didik sekarang ini, sehingga ini akan menjadi polemik bagi guru.
"Banyak guru yang dilaporkan orang tua murid gara-gara memberikan hukuman atau didikan terhadap anak,mungkin ini karena adanya Hak Asasi Manusia dan Undang-Undang Perlindungan Anak," pungkasnya.
Kini ke 26 orang pelajar SMP yang diamankan tersebut sudah berada di Polsek Cicurug untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
Reporter : Us
Redaktur : R Cking