TERBIT.ID I Sukabumi - Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) gelar Rembuk stunting sebagai upaya menggali pengetahuan konsepsional tentang stunting dan perencanaan program pengentasan yang tepat sasaran di ikuti oleh lima Desa se Kecamatan Cicurug, di aula Resort Cemoro Jati, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin, (14/8/2023).
Pantauan terbit.id, sasaran rembug stunting diikuti oleh lima desa, yakni Desa Tenjoayu, Tenjolaya, Purwasari, Kutajaya dan Desa Benda, masing-masing desa mengirimkan 10 peserta terdiri dari Kepala desa, Sekdes, Ketua BPD, Ketua PKK, Bidan Desa, dan kader.
Tiga pemateri diantaranya dr. Oong
Wijaya dari DPPKB Kabupaten Sukabumi, membawakan materi, Definisi dan Kerangka terotik Pencegahan serta penanganannya.
Kepala Puskesmas Cicurug dr. Nina Sumiarsih diwakili oleh Kasubag Puskesmas Hani Sadiahtema Fakta dan Data di Kecamatan Cicurug serta penanganannya di wilayah Puskesmas Cicurug, dan pemateri terakhir dr. Bagus Jatiswara Kepala Puskesmas Cipari, Cicurug, Tekhnis penanganannya di wilayah Cicurug.
Ketua BKAD Kecamatan Cicurug sekaligus Kepala Tenjolaya Amat Hidayat sapaan akbrab Dawam mengatakan, ini adalah hasil musyawarah dari para Kepala desa yang hari ini ikut melaksanakan rembug Stunting yaitu lima Desa.
" Desa Tenjolaya, Benda, Kutajaya, Purwasari, dan Desa Tenjoayu, tentunya sasarannya adalah men zero Stunting kan di wilayah desa yang tadi saya sebutkan," Jelas Dawam panggilan akrab Hidayat Kepala Desa Tenjolaya.
Lebih lanjut Dawam, Pada dasarnya hal ini di kerjasamakan antar desa melalui Badan Kerjasama Antar Desa(BKAD) Kecamatan Cicurug. Dari lima Desa yang bergabung untuk ikut bimbingan tekhnis tentang stunting agar bisa meminimalisir resiko stunting.
" Semua unsur Desa terlibat dan menjadi peserta rembug stunting, seperti dari unsur tokoh unsur Desa, Kader dan Bidan Desa," Paparnya.
Pihaknya berharap, di masing-masing Desa yang ikut rembug stunting pada hari ini untuk meminimalisir stunting, karena memang selain yang stunting tidak terlalu banyak di desa-desa.
" Kita harapkan resiko stunting nya tidak ada, bahkan kami berharap agar semua yang berkaitan dengan stunting seperti sarana air bersih menjadi indikator yang sangat penting, agar meminimalisir stunting," Tandasnya Dawam.
Pemateri dari DPPKB Kabupaten Sukabumi dr. Oong Wijaya mengatakan, Tadi berbicara definisi stunting itu apa, penyebabnya apa, kemudian gejalanya seperti apa kalo timbul stunting.
" Karena ini kami dari DPPKB atau BPKBN dimana induk kami lebih cenderung pencegahan, jangan sampai timbul lagi stunting," Ujarnya.
Dengan sasaran mulai dari remaja, catim, ibu hamil, ibu nivas, balita dan baruta, kemudian kalo penangangan lebih cenderung oleh temen-temen di Dinas Kesehatan, baik yang secara spesifik maupun yang sertifik.
" jadi kami memang penekanan betul jangan sampai timbul lagi stunting, dengan istilahnya adalah mudah-mudah zero stunting. Itu yang ada dibidang kami, mungkin ditambah oleh Dokter Bagus," Tandasnya dr.Oong.
Kepala Puskesmas Cipari Cicurug dr. Bagus Jatiswara mengatakan, intinya 5 pilar penanggulangan stunting itu ya sesuai Perpres 72 tahun 2021.
" 5 Pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi, Peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, Pemerintah Daerahprovinsi, Pemerintah Dacrah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa,"Jelas Bagus, Kepada terbit.id, Senin,(14/8/2023).
Lebih lanjut Bagus, kedua adalah, Peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat.
Peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif di kementerian/ lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa.
Peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat, dan
" yang ke lima adalah, Penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi," Pungkasnya dr.Bagus.
Sementara Koordinator TPP Lutfan mengatakan, Awalnya di usulkan oleh TPP Kecamatan Cicurug, pada saat sosialsai Permendes no 8 tentang prioritas DD tahun 2023.
" yang dihadiri oleh desa-desa, berangkat dari rapat tersebut lalu di bentuk di bentuk Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD)dan diinisiasi oleh 5 Desa, sementara 7 Desa melaksanakan di Desa Masing-masing," Singkatnya. (Rawin Cking).