TERBIT.ID, Sukabumi - Puskesmas Parungkuda meluncurkan inovasi terbaru, Triple Elimination Screening dan USG untuk lengkapi antenatal care (Trisula) atau Triple Elimination Screening untuk mengatasi kesenjangan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di wilayah tersebut. Inovasi ini bertujuan untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil, dengan memanfaatkan Posyandu dan Poskesdes sebagai lokasi pelayanan.
Menurut dr. Bagus Jatiswara, Kepala UPTD Puskesmas Parungkuda, inovasi Trisula ini hadir sebagai respons terhadap capaian SPM yang belum maksimal di tahun lalu.
“Salah satu kendalanya adalah akses yang jauh bagi masyarakat. Misalnya, ibu hamil yang harus memeriksakan kehamilannya dengan USG, biaya ongkosnya bisa mencapai Rp. 70.000,-. Dengan inovasi Trisula, kita bisa memberikan layanan gratis karena tercover oleh BPJS,” jelas dr. BKegiata
Empat SPM dalam Satu Kegiatan
Dalam setiap kegiatan Trisula, target SPM yang mau di capai adalah indikator triple elimination (pemeriksaan HIV, sifilis, hepatitis B). Pemeriksaan antenatal (ibu hamil) sesuai standar, dan pemeriksaan screening kesehatan pada usia produktif usia 15-59 tahun.
“Dengan satu kegiatan, ada empat standar pelayanan minimal yang bisa dicapai,” tambah dr. Bagus.
Layanan ini dilakukan dengan mendekatkan pemeriksaan ke Posyandu atau Poskesdes, sehingga masyarakat tidak perlu datang jauh-jauh ke Puskesmas Parungkuda. Kegiatan pertama yang telah dilaksanakan mendapatkan respons positif dari masyarakat.
“Alhamdulillah, animo masyarakat tinggi dan banyak sasaran yang mau datang untuk diperiksa di Posyandu,” ungkap dr. Bagus.
Pendekatan melalui WhatsApp dan Kader
Untuk menjangkau masyarakat, informasi disampaikan melalui media WhatsApp dan kader posyandu yang langsung mengajak masyarakat untuk datang ke kegiatan Trisula.
“Kami menggunakan WhatsApp karena lebih efektif dalam menyampaikan informasi,” kata dr. Bagus.
Kegiatan Trisula ini akan dievaluasi setiap bulan melalui rapat internal di Puskesmas dan setiap tiga bulan bersama Forkopimcam untuk memastikan efektivitas program.
“Kalau hasilnya bagus, kita akan lanjutkan karena memang ini dibutuhkan untuk meningkatkan capaian SPM yang merupakan target kinerja Puskesmas,” tambah dr. Bagus.
“Salah satu kendalanya adalah akses yang jauh bagi masyarakat. Misalnya, ibu hamil yang harus memeriksakan kehamilannya dengan USG, biaya ongkosnya bisa mencapai Rp. 70.000,-. Dengan inovasi Trisula, kita bisa memberikan layanan gratis karena tercover oleh BPJS,” jelas dr. Bagus.
dr. Bagus menjelaskan bahwa inovasi Trisula hadir untuk mengatasi kesenjangan capaian SPM dengan mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat melalui Posyandu dan Poskesdes. Dengan inovasi Trisula ini, diharapkan Puskesmas Parungkuda dapat mencapai target SPM dan memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan merata kepada masyarakat.
Editor : R.Cking