TERBIT.ID, Sukabumi - Dalam upaya mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Sukabumi, Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar Dewi Asmara bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Promosi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Acara ini digelar di Gedung Disen, Jalan Raya Cigayung, Desa Sukamanah, Kecamatan Cisaat, pada Jumat (8/11/2024) dan dihadiri ratusan warga, mulai dari ibu rumah tangga, pemuda, hingga masyarakat umum yang antusias mengikuti sosialisasi.
Dewi Asmara dalam sambutannya menekankan pentingnya edukasi terkait perencanaan pernikahan sebagai langkah awal untuk membentuk keluarga yang sehat dan berkualitas. Ia menyebutkan bahwa penguatan keluarga melalui aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi menjadi kunci utama dalam upaya menekan angka stunting.
"Kita perlu memperkuat ketahanan keluarga dalam hal kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Program KIE ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya persiapan sebelum menikah, terutama bagi pemuda-pemudi yang nantinya akan membangun keluarga," ujar Dewi.
Program KIE yang dijalankan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai pentingnya kesiapan ekonomi dan kesehatan sebelum memasuki jenjang pernikahan. Dewi berharap melalui program ini, para pemuda bisa lebih siap dan mandiri dalam menjalani kehidupan berkeluarga, sehingga menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
"Pemuda harus mempersiapkan diri agar mereka bisa memberdayakan diri dan keluarganya di masa depan," tambahnya.
Selain itu, Dewi juga mengangkat isu pentingnya penggunaan alat kontrasepsi yang dapat membantu menjarangkan kelahiran serta mencegah kehamilan tak terencana. Ia menyebutkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi tidak hanya bermanfaat untuk mengendalikan jumlah penduduk tetapi juga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
"Alat kontrasepsi tidak hanya bertujuan menjarangkan kehamilan tetapi juga dapat mencegah angka kematian ibu dan bayi," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Fajar Supriadi Sentosa, turut menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan stunting pada anak. Menurut Fajar, stunting bisa terjadi jika berat dan tinggi badan bayi saat lahir tidak memenuhi standar kesehatan, seperti berat lahir kurang dari 2,5 kilogram atau panjang kurang dari 48 centimeter. Lingkar kepala yang tidak sesuai standar juga menjadi indikator risiko stunting.
"Kondisi lingkungan yang belum memadai, seperti sanitasi yang buruk dan tingginya angka pernikahan usia dini, menjadi faktor utama yang turut memperparah kondisi stunting di daerah ini," ujar Fajar.
Ia menambahkan bahwa kurangnya asupan gizi, terutama protein hewani, pada anak-anak juga menjadi penyebab utama stunting. "Stunting bisa dicegah melalui pola makan bergizi yang mengandung protein hewani. Kami harap, para peserta yang hadir di sini dapat menyebarluaskan informasi ini ke keluarga dan masyarakat di sekitar mereka," katanya.
Editor : R.Cking.