TERBIT.ID, Sukabumi - Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang dan petir pada 1-2 November 2024 menyebabkan bencana di Kabupaten Sukabumi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melaporkan 12 kejadian bencana dalam dua hari ini, yang didominasi oleh angin puting beliung di beberapa wilayah kecamatan.
Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, mengonfirmasi bahwa sebagian besar bencana tersebut disebabkan oleh puting beliung. "Dari 12 bencana yang terjadi, satu di antaranya tanah longsor dan 11 sisanya merupakan angin puting beliung," ungkap Daeng pada Minggu (03/11/2024).
Sebaran Bencana di 12 Kecamatan
Longsor dilaporkan terjadi di Kecamatan Cicurug, sementara 11 kejadian puting beliung tersebar di berbagai kecamatan, termasuk Nyalindung, Parungkuda, Jampang Tengah, Ciambar, Purabaya, Parakansalak, Nagrak, Cibadak, Cicantayan, Caringin, dan Bojonggenteng. Menurut Daeng, cuaca buruk ini telah berdampak pada banyak rumah warga, menyebabkan kerusakan dari ringan hingga berat.
"Berdasarkan penilaian petugas di lapangan, bencana ini tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi puluhan rumah terdampak. Total ada 51 rumah yang rusak, dengan rincian 37 rusak ringan, 13 rusak sedang, dan 1 rumah rusak berat," jelasnya.
Ratusan Jiwa Terdampak, Belasan Orang Mengungsi
Daeng juga menyampaikan jumlah warga terdampak yang mencapai 50 kepala keluarga (KK) atau sekitar 139 jiwa. "Saat ini, terdapat 3 KK dengan total 11 jiwa yang terpaksa mengungsi akibat bencana tersebut," tambahnya.
Langkah BPBD untuk Mitigasi Bencana
Untuk mengurangi risiko bencana di masa mendatang, BPBD Kabupaten Sukabumi telah melakukan berbagai langkah mitigasi, termasuk sosialisasi dan simulasi bencana kepada masyarakat. “Dengan adanya sosialisasi dan simulasi, kami berharap warga memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menghadapi bencana sehingga bisa menyelamatkan diri,” ujar Daeng.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama selama musim hujan. "Kami menghimbau masyarakat agar selalu waspada, terutama ketika turun hujan. Jika terjadi bencana, segera laporkan kepada pemerintah setempat untuk mendapatkan penanganan cepat," kata Daeng.
BPBD berharap masyarakat memahami bahwa bencana alam tidak dapat diprediksi, namun risiko dampaknya dapat diminimalisir. "Bencana memang tidak bisa diprediksi, tetapi kita bisa meminimalisir dampaknya dengan kewaspadaan dan kesiapan," pungkasnya.
Editor : R.Cking