TERBIT.ID, Sukabumi - Anggota DPR RI Komisi XIII, Dewi Asmara, berkomitmen mendukung percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Sukabumi. Melalui kegiatan Promosi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang berlangsung di Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantar Gadung, Minggu (10/11/2024), Dewi mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya pola hidup sehat dan asupan gizi yang cukup guna mencegah stunting.
Dalam kegiatan ini, Dewi Asmara didampingi oleh Sekban BKKBN Provinsi Jawa Barat Kukuh Dwi Setiawan, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sukabumi Uus Firdaus, dan Kepala Desa Bojonggaling, Fery Hidayat Tulloh. Acara ini juga dihadiri oleh ratusan warga Bantar Gadung yang antusias mendengarkan paparan mengenai kesehatan keluarga dan pencegahan stunting.
Peran Penting Keluarga dalam Penurunan Stunting
Dalam sambutannya, Dewi Asmara, yang juga seorang legislator dari Partai Golkar, menekankan pentingnya memperkuat ketahanan keluarga dalam hal kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Menurutnya, penanganan stunting dapat berjalan lebih baik dan cepat jika keluarga memiliki pemahaman yang cukup akan pola hidup sehat dan kebutuhan gizi, terutama bagi remaja pra-nikah, ibu hamil, dan anak-anak balita.
“Sosialisasi dan KIE ini bertujuan agar masyarakat dapat segera melakukan tindakan pencegahan stunting secara lebih baik dan cepat,” ujar Dewi. “Penguatan dalam keluarga sangat penting, karena keluarga yang sehat dan kuat akan membentuk masyarakat yang maju,” tambahnya.
Anjuran Pernikahan di Usia Ideal
Selain membahas gizi dan pola hidup sehat, Dewi juga mengimbau para remaja untuk menghindari pernikahan di usia dini. Ia menyarankan agar usia pernikahan idealnya adalah 24 tahun bagi perempuan dan 27 tahun bagi laki-laki, agar pasangan memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun mental, dalam membangun keluarga yang sehat.
Dewi mengingatkan bahwa pernikahan di usia muda dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental, sehingga persiapan yang matang sebelum menikah sangat penting. “Kami berharap dengan ketahanan keluarga yang kuat, anak-anak kita bisa tumbuh dengan sehat dan berdaya saing,” ujarnya.
Pentingnya KB dan Penggunaan Alat Kontrasepsi
Lebih lanjut, Dewi juga membahas peran penting alat kontrasepsi sebagai bagian dari perencanaan keluarga yang sehat. Menurutnya, penggunaan alat kontrasepsi tidak hanya membantu dalam mengatur jumlah anggota keluarga, tetapi juga berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
“Penggunaan alat kontrasepsi selain untuk mengendalikan jumlah penduduk, juga menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas SDM. Dengan kehamilan yang terencana, anak bisa tumbuh optimal,” jelas Dewi.
Ia menambahkan bahwa KB pasca persalinan merupakan salah satu strategi dalam upaya penurunan stunting, karena dapat menjarangkan angka kehamilan dan mengurangi risiko kematian ibu dan bayi.
“Kami berharap masyarakat dapat mendukung program KB ini untuk mencapai keluarga yang sejahtera dan bebas stunting,” pungkasnya.
Melalui kegiatan ini, Dewi Asmara berharap edukasi dan pemahaman mengenai pola hidup sehat, pentingnya usia pernikahan yang ideal, dan penggunaan alat kontrasepsi dapat membantu Sukabumi dalam mencapai target penurunan angka stunting secara maksimal.
Sekban BKKBN Provinsi Jawa Barat Kukuh Dwi Setiawan menyampaikan, pentingnya pencegahan stunting di lingkungan keluarga.
"Ada tiga faktor penting yang harus di jaga diantaranya Air bersih, lingkungan yang sehat dan hindari asap rokok dari anak-anak," ujarnya.
Kukuh menambahkan, selain indikator tersebut juga penyakit penyerta bawaan lahir seperti Asma, TBC yang berulang ulang sehingga bisa berpotensi stunting.
Editor : R.Cking.