TERBIT.ID, Sukabumi - Pelayanan pengangkutan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cimenteng di Kampung Ciangsana, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalami hambatan serius akibat terbatasnya jumlah alat berat yang beroperasi.
Terbatasnya alat berat di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cimenteng, hanya mengandalkan satu unit ekskavator yang sering bermasalah, kondisi ini berujung pada tertahannya truk-truk sampah dari wilayah hingga antriannya panjang, memicu kendala besar dalam operasional pengangkutan sampah.
Dengan hanya satu ekskavator yang berfungsi, aliran pengangkutan sampah dari Tempat Penampungan Sementara (TPS) menuju TPA tidak dapat berjalan optimal.
Menurut Deni Ardiansah, pengelola angkutan sampah di TPA Cimenteng, permasalahan ini muncul karena kerusakan pada alat berat yang digunakan untuk proses bongkar muat sampah. Kerusakan yang sering terjadi membuat pelayanan menjadi tidak stabil, sehingga proses pengangkutan sampah di wilayah tersebut kerap tertunda.
"Kami sebenarnya sudah menggunakan vendor untuk menangani alat berat ini, tetapi alat sering kali mengalami mogok di tengah pekerjaan. Jika alat berat tidak berfungsi, proses bongkar muat jadi terganggu, dan truk tidak bisa menurunkan sampah di TPA," ujar Deni, Jumat (1/11/2024).
Permasalahan ini semakin memburuk selama dua minggu terakhir, terutama pada puncaknya pada Kamis, 30 Oktober 2024, ketika seluruh truk pengangkut sampah tak bisa melakukan bongkar muat akibat kerusakan ekskavator. Situasi ini menyebabkan tumpukan sampah di TPS semakin bertambah karena keterbatasan alat yang berfungsi di TPA.
“Saat ini, memang ada satu ekskavator yang sudah kembali beroperasi, namun kondisinya belum optimal. Padahal, idealnya TPA Cimenteng membutuhkan tiga ekskavator dan satu dozer untuk memastikan kelancaran operasional harian,” ungkap Deni.
Deni menambahkan bahwa jika operasional di TPA Cimenteng tetap hanya mengandalkan satu alat berat, maka pengangkutan sampah akan terus terhambat. “Kami masih menunggu bantuan tambahan alat berat. Jika hanya satu ekskavator yang bekerja, proses pengangkutan harus dilakukan secara estafet, dari bagian bawah hingga ke atas, dan ini membutuhkan waktu yang lebih lama,” tuturnya.
Editor : R.Cking