Bencana Alam Sukabumi: Relawan dan Mahasiswa Bersatu Bantu Korban

Redaksi
Minggu, 15 Desember 2024 | 16:06 WIB Last Updated 2024-12-15T09:06:48Z
TERBIT.ID, Sukabumi - Bencana alam yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mulai dari pergeseran tanah, banjir bandang, hingga tanah longsor, menyebabkan kerusakan parah. 

Berdasarkan data sementara yang dikeluarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi per 10 Desember 2024, tercatat 1.428 unit rumah mengalami kerusakan berat, 1.201 unit kerusakan sedang, dan 1.272 unit kerusakan ringan. Selain itu, sebanyak 653 unit rumah terancam dan 1.169 rumah terendam. 

Sebanyak 39 kecamatan di Kabupaten Sukabumi turut terdampak bencana, menurut BPBD Sukabumi pada 12 Desember 2024. 

Menanggapi situasi tersebut, pemerintah Kabupaten Sukabumi telah memperpanjang status tanggap darurat bencana hingga 17 Desember 2024. Selain pemerintah, berbagai organisasi dan relawan juga turun tangan, memberikan sumbangan berupa uang, makanan, dan pakaian untuk membantu korban bencana.

Namun, tak semua daerah mendapat perhatian yang sama. Salah satunya adalah Desa Jampang Tengah, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi yang juga terdampak bencana dengan dua titik kerusakan akibat pergeseran tanah dan longsor. 

Kepala Desa Jampang Tengah, Agus Jayadi Ramli, mengungkapkan, terdapat 39 Kepala Keluarga (KK) dengan 150 jiwa yang terkena dampak terpaksa tinggal di pengungsian sementara.

"Kerusakan juga meliputi jalan yang tertimbun tanah, menyulitkan akses warga untuk beraktivitas," ungkap Agus.

Melihat kondisi tersebut, Paguyuban Taliwargi Mahasiswa Sukabumi (Patwabumi) Bandung, sebagai organisasi mahasiswa asal Sukabumi, bergerak cepat untuk membantu. 

Organisasi ini menggelar penggalangan donasi di berbagai lokasi, termasuk kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan di perempatan lampu merah Kiara Condong Bandung. Selama periode 6-11 Desember 2024, Patwabumi berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 4.150.000 dan satu karung pakaian layak pakai.

Selain penggalangan dana, Patwabumi juga menyebarkan informasi melalui media untuk menarik perhatian lebih banyak orang dan organisasi. 

Ketua Umum Patwabumi, Noenoe Nugraha mengatakan, hal itu dilakukan untuk membantu meringankan beban para korban terdampak bencana.

"Tujuannya selain membantu masyarakat yang terdampak bencana, tentu juga melatih kepekaan terhadap fenomena dan gejala sosial yang terjadi," katanya. 

Noenoe menjelaskan, hal ini membuahkan hasil dengan kontribusi dari berbagai organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan Filsafat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Quran Tafsir UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Himpunan Mahasiswa Program Study Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang turut menyumbang uang dan pangan. 

"Pada 13 Desember 2024, Patwabumi bersama relawan lokal, seperti Trabas, Armada, dan Winakara, menyalurkan bantuan ke dua titik terdampak di Desa Jampang Tengah," ujar Noenoe.

Noenoe pun membagikan pengalaman para mahasiswa yang memberikan bantuan, dalam perjalanan mereka menghadapi tantangan berat, melewati jalan yang tertimbun tanah longsor dan harus memilih rute alternatif melalui hutan untuk mengantarkan bantuan ke posko pengungsian dan lokasi terdampak bencana.

"Dengan semangat gotong-royong dan solidaritas, Patwabumi dan para relawan terus berusaha memberikan bantuan dan dukungan kepada warga yang terdampak bencana. Harapannya, masyarakat yang terimbas bencana bisa pulih dan kembali menjalani kehidupan dengan harapan baru," pungkas Noenoe.*




Redaktur: Rizal
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bencana Alam Sukabumi: Relawan dan Mahasiswa Bersatu Bantu Korban

Trending Now

Iklan