TERBIT.ID, Sukabumi - Jembatan Cihaur di Kampung Cisantri, Desa Sangrawayang, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang yang melanda aliran Sungai Cisantri pada Selasa (3/12/2024) malam. Akibatnya, akses utama menuju wilayah tersebut terputus total, sehingga ratusan kepala keluarga (KK) kini terisolir.
Pantauan di lokasi, jembatan terlihat patah dengan bagian beton dan besi penyangga miring ke arah Sangrawayang menuju Palangpang. Sementara itu, jalan dari arah berlawanan habis tergerus air bah, meninggalkan sisa-sisa kerusakan parah di kedua sisi jembatan.
Ratusan Warga Terisolir
Kepala Desa Sangrawayang, Muhtar, menjelaskan bahwa sekitar 270 KK di tiga RT yang berada di satu dusun kini terputus aksesnya. Bahkan, terdapat dua jembatan desa yang juga rusak parah akibat bencana tersebut.
"Ada tiga RT dengan sekitar 270 KK yang benar-benar terisolir akibat putusnya Jembatan Cihaur. Selain itu, di jarak sekitar 1 kilometer dari lokasi, ada lagi jembatan lain yang terputus, termasuk jalan provinsi. Ini menyebabkan warga kesulitan beraktivitas," ungkap Muhtar saat ditemui Senin (9/12/2024).
Kerusakan ini tidak hanya memengaruhi akses warga, tetapi juga menghambat aktivitas ekonomi dan pendidikan. Anak-anak tidak bisa bersekolah karena akses jalan yang rusak, sementara kebutuhan sehari-hari sulit terpenuhi akibat minimnya jalur transportasi.
"Anak-anak yang sekolah terpaksa tidak bisa lewat. Sudah sekitar 15 hari warga terisolir. Selain itu, ada longsoran di Cisaar sepanjang 300 meter yang menghancurkan sekitar 10 rumah sehingga tidak layak huni," jelasnya.
Harapan pada Pemerintah
Muhtar berharap pemerintah daerah maupun pusat dapat segera turun tangan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak. Menurutnya, jembatan menjadi kebutuhan paling mendesak untuk memulihkan akses warga.
"Kami sangat berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan ini, karena dampaknya sangat besar. Ekonomi warga turun drastis, terutama karena mayoritas warga kami adalah nelayan dan petani. Sekarang pun nelayan sulit melaut karena musim barat, sementara kebutuhan belanja juga sulit terpenuhi," tuturnya.
Untuk membantu warga yang terdampak, pemerintah desa telah menyalurkan bantuan sembako sebanyak tiga kali. Selain itu, ada pula bantuan dari pihak swasta, meskipun belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan warga.
"Dari desa sudah ada bantuan sembako yang kami salurkan. Bantuan dari pihak swasta juga mulai datang, seperti dari Bekasi dan beberapa donatur lokal. Tapi tetap saja kebutuhan warga belum sepenuhnya terpenuhi," ungkap Muhtar.
Ia kembali menegaskan pentingnya perhatian lebih dari pemerintah untuk segera merealisasikan perbaikan jalan dan jembatan yang rusak, sehingga kehidupan warga dapat kembali normal. "Kami hanya berharap jalan dan jembatan ini segera diperbaiki. Itu satu-satunya solusi agar aktivitas warga bisa pulih," pungkasnya. (**Rizal Jalaludin)