TERBIT.ID, Sukabumi - Menteri Sosial Republik Indonesia, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, memberikan bantuan hampir mencapai Rp 1 miliar kepada korban bencana longsor dan banjir di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Bantuan tersebut disalurkan saat kunjungannya ke salah satu posko bencana di Kampung Cisarakan, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kamis (12/12/2024) sore.
Dalam kunjungan tersebut, Gus Ipul menyerahkan santunan uang tunai sebesar Rp 15 juta kepada ahli waris 10 korban meninggal dunia akibat bencana, serta berbagai bantuan logistik dan perlengkapan lainnya. Total bantuan yang disalurkan Kementerian Sosial untuk penanganan bencana di Sukabumi mencapai Rp 981,57 juta.
Pantauan terbit.id, terlihat ahli waris 10 korban meninggal dunia dalam peristiwa bencana longsor dan banjir mendapatkan bantuan uang tunai senilai Rp 15 juta yang diberikan Gus Ipul secara langsung.
Kemensos juga memberikan bantuan penanganan korban bencana banjir bandang dan tanah longsor untuk bencana di Kabupaten Sukabumi tahun 2024 senilai total Rp 981.570.000 atau hampir Rp 1 miliyar.
Selain uang tunai Rp 15 juta untuk ahli waris korban yang meninggal dunia, ahli waris juga mendapatkan bantuan perlengkapan ibadah sebanyak 10 paket, bantuan sembako sebanyak 250 paket, bantuan logistik tanggap darurat, bantuan snack dan susu UHT 200 paket.
"Di tempat ini (saya, red) menyampaikan bela sungkawa sekaligus memberikan santunan kepada korban yang meninggal, kemarin-kemarin kita tahu disini ada tanah longsor, hari hari ini saya tahu bahwa banyak kejadian mungkin karena curah hujan, dan tentu kita minta semuanya bisa waspada, saling mengingatkan," ujar Gus Ipul.
Usai memberikan santunan kepada ahli waris korban bencana yang meninggal dunia, Gus Ipul terlihat mendatangi rumah korban meninggak dunia yakni Aden Daffa (11 tahun) seorang tahfiz quran. Aden Daffa sendiri meninggal setelah tertimbun longsor.
Melihat kondisi pasca penanganan bencana, Gus Ipul menilai seluruh unsur nampak kompak, bahkan masyarakat pun saling merangkul.
"Semuanya memberikan dukungan, bantuan mulai dari evakuasi, kalau diperlukan selter penangnan, dapur umum, logistik lain-lain dipersiapkan, setelah itu tahap rehabilitasi, karena belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, makin tahun penanganan benacana makin solid atas kerjasama dari semua pihak, seperti di sini ini kita terasa sekali guyubnya, rukunnya dari berbagai pihak," ucap Gus Ipul.
"Sehingga mereka yang terdampak, mereka yang di pengungsian merasa umumnya dilayani dengan baik, yang penting saat ini bagi masyarakat luas, mari kita waspada, pemerintah bekerja, tapi kita minta masyarakat waspada, masyarakat mengerti apa yang harus dilakukan ketika ada bencana," jelasnya.
Salah satu ahli waris korban bencana, Sutisna (38) mengaku berterimakasih mendapatkan bantuan dari Mensos. Sutisna pub terlihat meneteskan air mata saat menerima bantuan dari Mensos, Gus Ipul.
Sutisna mengatakan, ibunya bernama Emah menjadi korban meninggal tertimbun longsor dalam peristiwa bencana yang terjadi di Kampung Gunung Baen, Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung.
"Rumah rusak 3, di Karangjaya Gegerbitung. Ada ibu kandung meninggal dunia langsung di tempat, atas nama ibu Emah, jam 9 pagi waktu ngasih pakan ayam, karena beliau kurang pendengaran akhirnya tertimbun sama material longsor, gak bisa nyelamatkan diri, gak jauh dari rumah," ucap Sutisna, tak kuasa menahan tangis usai menerima bantuan dari Gus Ipul.
Sutisna menjelaskan, ibunya saat itu tertimbun oleh longsor susulan. Kejadian saat itu begitu cepat, 5 menit setelah Sutisna dan istrinya mengungsi saat terjadi longsor pertama kali.
"Ada saya sama istri, cuman sudah ngungsi, itu karena longsor susulan, jadi gak sempet ngasih kabar sama ibu, selang 5 menit lah, jadi saya sudah ke pengungsian, ibu masih di rumah lama lagi ngasih pakan ayam," kata Sutisna. (**Rizal)