TERBIT.ID, Sukabumi - Ratusan warga Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi, masih bertahan di pengungsian setelah terdampak pergerakan tanah yang terjadi sejak 4 Desember 2024. Hingga kini, mereka masih menunggu kepastian terkait tempat tinggal mereka ke depan.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi, Budi Azhar Mutawali, mendesak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk segera menyelesaikan kajian geologi sebagai dasar relokasi bagi warga terdampak.
"Saya meminta BPBD agar mempercepat kajian geologi yang menjadi syarat utama relokasi. Jika kajian tersebut sudah dilakukan, hasilnya harus segera dikeluarkan agar masyarakat mendapatkan kepastian," ujar Budi, Rabu (29/1/2025).
Dalam kunjungannya ke lokasi pengungsian, Budi turut menyerahkan bantuan sembako yang dititipkan oleh PT Yong Jin Cicurug. Ia juga menyempatkan diri berdialog dengan warga untuk mendengar langsung keluhan mereka.
"Kami melihat warga di pengungsian masih membutuhkan berbagai bantuan. Meskipun mereka bertahan dengan kondisi yang ada, dukungan tetap diperlukan agar mereka bisa menjalani hari-hari di pengungsian dengan lebih baik," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Neglasari, Lili Rahman, menjelaskan bahwa hingga saat ini masih terdapat 156 Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi. Dari jumlah tersebut, 95 KK atau sekitar 234 jiwa masih tinggal di ruang kelas SMPN 4 Purabaya, sedangkan sisanya menumpang di rumah sanak saudara.
"Warga terdampak berasal dari beberapa kampung, di antaranya Kampung Nangewer RT 49 sebanyak 55 KK, Kampung Karikil 34 KK, Kampung Jabir 10 KK, Kampung Nangewer RT 48 sebanyak 47 KK, dan Kampung Udug Cirajeug 10 KK," terang Lili Rahman.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Camat Purabaya dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi agar segera dilakukan kajian oleh Badan Geologi PVMBG.
"Hari ini Ketua DPRD kembali hadir menemui warga pengungsi. Harapan kami, kajian geologi bisa segera selesai agar keputusan mengenai relokasi dapat segera diambil. Warga tidak ingin terus hidup dalam ketidakpastian," pungkasnya. (R.Cking).
