TEEBIT.ID, Sukabumi - Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Kabupaten Sukabumi menggelar seminar hasil Bahtsul Masail tentang konsep pengelolaan lingkungan dalam perspektif syariat Islam. Acara ini berlangsung di Aula Pertemuan Geopark Information Centre Citepus (GICC), Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (15/2/2024).
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukabumi, KH. E.S Mubarok, dalam sambutannya menegaskan pentingnya kesadaran manusia terhadap tugasnya di muka bumi. Ia menyebutkan tiga poin utama yang harus dimiliki setiap individu sebagai mandat dari Allah Swt.
“Ada tiga poin penting yang menjadi keharusan manusia dalam kesadaran tugasnya di bumi ini. Pertama, liya’buduun (untuk beribadah), kedua, liya’lamuun (untuk mencari ilmu/pengetahuan), dan ketiga, liyaf’aluun (untuk berbuat),” ujarnya.
KH. E.S Mubarok menambahkan bahwa ketiga tugas tersebut merupakan amanah sebagai khalifatullah fil ardh yang diberikan kepada manusia. Oleh karena itu, pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan secara adil dan berkelanjutan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Dalam seminar ini, LBM PCNU Kabupaten Sukabumi menghasilkan beberapa rekomendasi terkait pengelolaan sumber daya alam di Kabupaten Sukabumi. Berikut adalah poin-poin utama yang dihasilkan:
Kegiatan pengelolaan sumber daya alam harus diniatkan sebagai bentuk ibadah.
Pengelolaan sumber daya alam harus berorientasi pada kemaslahatan dan kesejahteraan rakyat.
Nilai-nilai kearifan lokal harus diperhatikan dalam pengelolaan sumber daya alam dengan tetap berpegang pada prinsip keadilan dan keberlanjutan.
Sumber daya alam harus dikelola langsung oleh pemerintah atau dapat diberikan kepada pihak lain (BUMD, swasta) sesuai ketentuan yang berlaku. Pengelolaan secara perorangan tanpa regulasi yang jelas dapat memicu persaingan tak terbatas dalam eksploitasi sumber daya alam.
Selain itu, KH. E.S Mubarok menyoroti pentingnya konsep leluhur Nusantara dalam mengatur hubungan manusia dengan alam. Ia menyebut konsep patanjala sebagai bagian dari ‘urf atau kebiasaan yang dapat dijadikan dalil dalam merumuskan kebijakan pengelolaan sumber daya alam.
“Kegiatan ini merupakan langkah baik yang dilakukan oleh LBM PCNU Kabupaten Sukabumi dalam memberikan pedoman bagi siapa pun yang akan mengelola sumber daya alam, khususnya di Kabupaten Sukabumi. Konsep leluhur Nusantara, seperti patanjala, dapat dijadikan rujukan dalam mengatur hubungan manusia dengan alam,” katanya.
KH. E.S Mubarok berharap hasil seminar ini dapat memperkaya wawasan keilmuan serta memberikan dampak positif bagi umat, bangsa, dan negara, terutama dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan sesuai dengan ajaran Islam. (R.Cking).