TERBIT.ID, Sukabumi - Sejumlah petani di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cibadak, mengeluhkan berkurangnya pasokan air irigasi dari Bendungan Cikolawing. Dampak pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) diduga menjadi penyebab utama terganggunya aliran air, sehingga pertanian di 12 RW terdampak kekeringan.
Lurah Cibadak, Ridwan Kurniawan, menjelaskan bahwa Bendungan Cikolawing yang terletak di Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, sebelumnya mengairi sekitar 51 hektare sawah di wilayahnya. Namun, seiring dengan perkembangan permukiman dan pembangunan tol, luas lahan sawah terus berkurang, sementara sistem irigasi mengalami gangguan.
Aliran Air Terhambat, Talang Irigasi Rusak
Menurut Ridwan, saat ini aliran air dari bendungan hanya mampu mencapai RW 29, 13, dan 15, sementara wilayah hilir sama sekali tidak mendapatkan pasokan. Penyebab utamanya adalah kerusakan pada talang air yang selama setahun terakhir tidak berfungsi akibat kebocoran dan karat.
"Dulu hampir seluruh sawah di Kelurahan Cibadak mendapat aliran dari Bendungan Cikolawing. Namun sekarang, airnya hanya sampai ke beberapa RW saja. Talang air yang seharusnya menyalurkan ke Cibadak sudah bocor dan tidak bisa digunakan," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Rabu (12/3/2025).
Masalah ini semakin parah sejak dimulainya pembangunan Tol Bocimi Seksi 3. Longsoran tanah urugan dan banjir menyebabkan beberapa titik saluran air tersumbat, bahkan bendungan yang menjadi pemisah aliran dilaporkan jebol.
"Air sebenarnya masih ada, tetapi tertahan longsoran dan tidak bisa mengalir ke Cibadak. Akibatnya, petani hanya bisa menanam saat musim hujan, sementara di musim kemarau sawah mereka dibiarkan kosong," jelas Ridwan.
Dampak Lingkungan dan Kesehatan
Gangguan irigasi ini tidak hanya berdampak pada pertanian, tetapi juga menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan. Sungai yang mengering menimbulkan bau tidak sedap, sekaligus meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD) dan tipes akibat berkembangnya bakteri dan nyamuk.
"Banyak warga mengeluhkan bau menyengat dari sungai yang mengering, apalagi ada yang membuang limbah rumah tangga dan buang air besar di sana. Ini perlu solusi menyeluruh, misalnya dengan membangun septic tank komunal," tambah Ridwan.
Upaya Penanganan dan Harapan Masyarakat
Pihak kelurahan telah beberapa kali berkoordinasi dengan pengelola tol dan berupaya mencari solusi bersama masyarakat. Salah satunya dengan membentuk mitra air untuk gotong royong menangani masalah irigasi.
"Kami sudah mengusulkan pemasangan gorong-gorong. Materialnya sudah tersedia, tetapi pelaksanaan masih tertunda dengan alasan menunggu hujan reda. Kami berharap proyek ini segera dipercepat agar pasokan air kembali normal," tutupnya. (R.Cking).