TERBIT.ID Sukabumi - Banjir bandang kembali menerjang Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada Sabtu (19/04/2025) malam. Luapan Sungai Cigangsa membuat banjir bandang dan menyapu masuk pemukiman warga. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi selama 5 jam membuat luluh lantah pusat kota Palabuhanratu
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena dalam keterangannya hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan beberapa titik terutama di Kecamatan Palabuhanratu yaitu Kelurahan Palabuhanratu dan Desa Citarik terdampak luapan air yang cukup tinggi.
"Dampak terbesar ada di Kampung Cangehgar,Kampung Cisaat, Kampung Tipar, kemudian Kampung Badak Putih dan Kampung Cempaka Putih," kata Deden, Minggu (20/04/2025) dini hari.
Mengenai korban, Deden mengungkapkan bahwa terdapat 1 orang warga meninggal dunia karena terjatuh dari motor saat melintasi jembatan yang banjir dan 1 orang luka ringan dan telah mendapatkan penanganan medis.
Dirinya, belum mengetahui secara pasti kronologis yang menimpa Entos Sutisna warga Kampung Cempaka Putih RT 05 RW 011 yang diduga terjatuh saat melintasi jembatan yang banjir dengan sepeda motor. Namun telah dipastikan bahwa saat dalam penanganan medis korban menghembuskan nafas terakhirnya.
"Terjatuh dari motor sekitar pukul 18.30 WIB, habis magrib kemudian ketika terjatuh kejang kejang di bawa ke rumah sakit (RSUD Palabuhanratu) dan dinyatakan meninggal dunia," jelas Deden.
Terkait jumlah kerugian materil, Deden menyebutkan terdapat 2 unit rumah yang ambruk dan terbawa banjir sementara puluhan rumah tergenang banjir.
"Untuk malam ini kurang lebih ada dua rumah yang hancur kemudian yang lainnya juga terdampak di sekitaran khususnya di Kampung Tipar RW 8," tambahnya.
Sebelumnya pada 5 Maret 2025 Kabupaten Sukabumi mengalami bencana hidrometeorologi yang menyebabkan banjir dan longsor hingga menimbulkan 9 orang korban tewas.
Deden menuturkan bahwa paska kejadian pada 5 Maret 2025 Pemkab Sukabumi sedang melakukan langkah-/angkah mulai dari melakukan peninjauan di lokasi yang akan di bangun atau di normalisasi namun sampai hari ini masih dalam tahap perencanaan.
"Curah hujan kita masih cukup tinggi jadi bahaya hidrometeorologi masih ada sehingga tentunya masyarakat lebih waspada dan kami pun pemerintah daerah dalam hal ini akan melakukan langkah-langkah meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari bencana hidrometeorologi ini," pungkasnya. (FKR)